NASIB DANAU BUYAN
Sedikitnya 12 sumber mata air muncul secara tiba-tiba di sekitar Danau Buyan, Kabupaten Buleleng, salah satu dari empat danau di Bali yang berlokasi sekitar 55 km utara Denpasar. Danau Buyan yang berlokasi di daerah berhawa sejuk dengan luas sekitar 4,93 km2 selama ini dipercaya sebagai gentong (jeding), yang airnya mengalir dalam tanah yang kemudian muncul menjadi mata air untuk pengairan irigasi di wilayah Kabupaten Buleleng maupun Kabupaten Tabanan. (Sinar Harapan 19 April 2008)
Ironis, suatu yang dibanggakan, suatu yang disyukuri bahkan pemerintahpun mensyukuri munculnya 12 sumber mata air, masyarakat bahkan menyelenggarakan upacara untuk mensyukuri ini.
Tapi ....
Bak sisi mata uang, sisi yang satu menampakkan humanisme dan seakan peduli lingkungan, sisi yang lain berwajah menyeramkan sebagai setan kapitalis.
Lihat tulisan di suatu harian :
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali Made Sulendra di Denpasar, Sabtu (19/4) mengatakan, munculnya 12 sumber mata air di sekitar Danau Buyan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa terhadap kehidupan umat manusia. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di sekitar Danau Buyan mempunyai kaitan yang erat dengan munculnya sumber mata air.
Pemprov Bali dalam tahun 2007 menanam tidak kurang dari tujuh juta pepohonan di berbagai tempat di delapan kabupaten dan satu kota di Bali termasuk di sekitar Danau Buyan.
Penghijauan di sekitar Danau Buyan kembali akan ditingkatkan dalam tahun 2008 dan tahun-tahun berikutnya dengan merangkul masyarakat sekitarnya. Semua itu diharapkan mampu menjaga kelangsungan dan kesinambungan sumber-sumber mata air, harap Sulendra.
Atas munculnya 12 sumber mata air baru, masyarakat setempat menggelar upacara ritual yang disebut “Pemendak tirta” yang rencananya dilakukan Minggu (20/4) dengan melibatkan masyarakat di sekitar Danau Buyan. Selain itu, pada sumber mata air baru itu dibuatkan sebuah bangunan suci “Pelinggih” dan dibuatkan saluran untuk menyalurkan air ke kolam suci (sowan) sebelum dialirkan ke Danau Buyan.
Pemprov Bali bekerja sama dengan Pemkab Buleleng dalam beberapa tahun terakhir melakukan penataan lingkungan terhadap kawasan Danau Buyan, sebagai upaya memikat wisatawan berkunjung ke belahan Bali utara. Penataan objek wisata alam yang sangat digandrungi wisatawan mancanegara yang tertarik terhadap keindahan alam dan hutan lestari itu, mempunyai fungsi ganda yakni menyelamatkan danau yang sempat mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat tumbuh suburnya enceng gondok.
Penataan Danau Buyan secara fisik itu antara lain menghilangkan enceng gondok dan pengerukan tanah endapan dengan menggunakan alat berat, sehingga danau mampu menampung air lebih banyak. Danau Buyan yang mempunyai peranan dan arti penting dalam memenuhi kebutuhan air minum maupun irigasi pertanian bagi kehidupan masyarakat Bali, khususnya Kabupaten Buleleng dan Tabanan perlu dijaga kelestariannya.
Pemerintah Kabupaten Buleleng juga telah melakukan penataan tata ruang terhadap kawasan Danau Buyan dan Danau Tamblingan yang lokasinya saling berdekatan untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam. (ant)
Villa bermunculan bahkan yang cukup besar
LIHAT LIHAT berita apa itu?
Lihat lihat apa kenyataannya? villa-villa bermunculan menggerogoti tepian danau, bahkan sekarang (mei 2008) sedang berlangsung pembangunan bangunan kapitalis yang sungguh besar dan menggeroti lingkungan tepi selatan danau Buyan.
Padahal katanya danau Buyan "Jeding"nya irigasi di Tabanan dan Buleleng padahal sekitar kawasan danau Buyan dan Tamblingan berdiri puluhan pura-pura penting yang disungsung masyarakat sekitar
Pura Gubug
Pura Penimbangan
Pura Sanghyang Kauh
Pura Dalem Tamblingan
Pura Ulun Danu Tamblingan
Pura Embang
Pura Endek
Pura Tirta Mengening
Pura Pekemitan Kangin
Pura Pekemitan Kauh
Pura Pengukiran
Pura Gunung Raung
Pura Goa Naga Loka
Pura Tajun
Pura Guna Anyar
Pura Ulun Danu Buyan
Pura Pucak Sari
Pura Telaga Aya
Pura Penguskusan
Pura Batu Madeg
Pura Telaga Dekit
Pura Yeh Ketipat
Pura Pucak Mangu
Pura Pucak Sangkur
Lihat lihat apa kenyataannya? villa-villa bermunculan menggerogoti tepian danau, bahkan sekarang (mei 2008) sedang berlangsung pembangunan bangunan kapitalis yang sungguh besar dan menggeroti lingkungan tepi selatan danau Buyan.
Padahal katanya danau Buyan "Jeding"nya irigasi di Tabanan dan Buleleng padahal sekitar kawasan danau Buyan dan Tamblingan berdiri puluhan pura-pura penting yang disungsung masyarakat sekitar
Pura Gubug
Pura Penimbangan
Pura Sanghyang Kauh
Pura Dalem Tamblingan
Pura Ulun Danu Tamblingan
Pura Embang
Pura Endek
Pura Tirta Mengening
Pura Pekemitan Kangin
Pura Pekemitan Kauh
Pura Pengukiran
Pura Gunung Raung
Pura Goa Naga Loka
Pura Tajun
Pura Guna Anyar
Pura Ulun Danu Buyan
Pura Pucak Sari
Pura Telaga Aya
Pura Penguskusan
Pura Batu Madeg
Pura Telaga Dekit
Pura Yeh Ketipat
Pura Pucak Mangu
Pura Pucak Sangkur
2 comments:
Iranis bagaimana maksudnya pak made?
Ironis dong ! Pemerintah mensyukuri ada mata air baru muncul berarti danau buyan tidak akan kekeringan. Dilain pihak pemerintah mengijinkan terus pembangunan villa, di sisi danau yang tentu berdampak pada penyerapan air tanah dan pencemaran danau. Sikap yang memdua kan?
Post a Comment